Senin, 12 November 2012

Belajar Braille



TAHAPAN PEMBELAJARAN BRAILLE

  1. PRA BRAILLE
“Mata” para penyandang tunanetra adalah “tangannya” untuk itu tahapan awal yang harus dilakukan pada anak – anak tunanetra dalam usia balita adalah memperkenalkan berbagai jenis dan bentuk benda dengan cara menyentuhkan bahkan memegangkan secara langsung pada benda tersebut. Hal ini dilakukan untuk melatih kepekaan tangan anak tunanetra.
Untuk lebih menggali kepekaan tangan anak – anak tunanetra dapat dilakukan dengan media biji – bijian seperti biji kacang hijau, dll, yang bentuknya sejenis.
  1. PENGENALAN BRAILLE
    1. Anak mulai dibimbing untuk menulis braille dengan media papan tulisan braille (Pantule) yang terdiri dari enam titik, tiga titik ke bawah dan dua titik ke samping. Teknik yang digunakan adalah  membimbing anak untuk memasukkan paku kedalam lubang PANTULE. Tahap pertama anak dibimbing untuk  mengisi keenam titik pantule serta dikenalkan koordinasi titik-titiknya (letak titik 1, 2,3, 4, 5 dan 6). Tahap selanjutnya anak diperkenalkan dengan abjad dan tanda lain dalam huruf Braille di PANTULE tersebut. Tahapan ini biasa diterapkan pada usia anak TK sampai kelas I SD.
    2. Tahap kedua setelah anak menguasai PANTULE serta memahami koordinasi titik pembentuk huruf dan tanda lain, selajutnya anak diperkenalkan teknik penulisan huruf Braille dengan reglet dan pen (stylus). Teknik penulisan pada Reglet dan pen adalah teknik negatif atau terbalik, dimana titik 1 menjadi titik 4, titik 2 menjad titik 5, dan titik 3 menjadi titik 6. Sedangkan media yang digunakan adalah kertas dengan cara  diletakkan diantara 2 plat reglet               ( dicapit ) kemudian kertas ditusuk denga menggunakan pen. Tahapan ini biasa diterapkan pada anak tunanetra kelas 2 SD ke atas setelah anak berhasil menguasai huruf braille positif dengan menggunakan PANTULE.
    3. Tahap selanjutnya adalah menulis braille dengan mesin ketik braille. Alat ini bersifat positif sama seperti PANTULE. Pada tahap ini anak sudah diperkenalkan huruf arab braille, simbol kimia, not musik braille dan huruf Braille secara kongkret. Teknik penggunaannya tidak jauh berbeda dengan mesin tik pada umumnya, namun mesin tik Braille hanya terdiri dari 6 tombol yang mewakili titik - titik pada abjad Braille, 1 tombol spasi dan 2 tombol disamping kanan dan kiri mesin tik untuk mengerakkan kertas. Adapun posisi jari pada saat mengetik adalah titik 1 (jari telunjuk kiri ), titik 2 ( jari tengah ), titik 3 (jari manis kiri ) , titik 4 ( telunjuk kanan), titik 5 ( jari tengah kanan ), titik 6 ( jari manis kiri ) dan untuk spasi digunakan ibu jari.
    4. Tahap ke empat adalah menulis atau mencetak  Braille dengan Printer Braille. Disini tentunya anak harus sudah dapat membaca dan menulis dengan lancar dalam Braille  serta mengerti dan memahami penggunaan Tusing dan Sibra. Sebelum dapat mencetak tulisan dengan printer Braille tentunya anak tunanetra diperkenalkan terlebih duhulu dengan komputer dengan aplikasi pembaca layar





MENGENAL ABJAD BRAILLE


Huruf Braille dibentuk oleh koordinasi 6 titik, dengan susunan 2 titik ke kanan dan 3 titik ke bawah.
Jadi jika dihitung mulai dari atas, titik-titik dari sebelah kiri diberi nomor 1, 2, dan 3, sedangkan titik-titik disebelah kanan diberi nomor 4, 5, dan 6. penomoran ini akan lebih mempermudahkan anda dalam belajar Braille. 
Huruf Braille dibuat dengan pola yang sitematis, untuk belajar huruf Braille anda dapat melakukannya dengan menghafal 10 huruf pertama, sedangkan huruf lain merupakan bentuk kalkulasi. Adapun polanya adalah sebagai berikut :

·        Sepuluh huruf pertama ( a – j ) hanya menggunakan titik 1, 2, 3, dan 4.
·        Sepuluh huruf kedua ( k – t ) dibentuk dengan menambahkan titik 3 dari kesepuluh huruf pertama tadi.
·        Lima huruf berikutnya ( u, v, x, y, z ) dibentuk dengan menambahkan titik 3 – 6 pada huruf a, b, c, d, e.
·        Sedangkan huruf w karena dalam bahasa Perancis tidak dikenal, maka huruf w dibentuk diluar pola setelah dibawa ke Amerika.