Selasa, 13 November 2012

love you Ibu



Ketika Bunda Diciptakan

Ketika itu, Tuhan telah bekerja enam hari lamanya. Kini giliran diciptakan para ibu. Seorang malaikat menghampiri Tuhan dan berkata lembut: "Tuhan, banyak nian waktu yg Tuhan habiskan untuk menciptakan ibu ini?" dan Tuhan menjawab pelan: "Tidakkah kau lihat perincian yang harus dikerjakan? Ibu ini harus waterproof (tahan air / cuci) tapi bukan dari plastik. Harus terdiri dari 180 bagian yang lentur, lemas dan tidak cepat capai. Ia harus bisa hidup dari sedikit teh kental dan makanan seadanya untuk mencukupi kebutuhan anak-anaknya. Memiliki kuping yang lebar untuk menampung keluhan anak-anaknya. Memiliki ciuman yang dapat menyembuhkan dan menyejukan hati anaknya. Lidah yang manis untuk merekatkan hati yang patah dan enam pasang tangan! Malaikat itu menggeleng-gelengkan kepalanya "Enam pasang tangan?"

"Tentu saja! Bukan tangan yang merepotkan Saya, melainkan tangan yang melayani sana sini, mengatur segalanya menjadi lebih baik" balas Tuhan. Juga tiga pasang mata yang harus dimiliki seorang ibu. "Bagaimana modelnya?" Malaikat semakin heran. Tuhan mengangguk- angguk. "Sepasang mata yang dapat menembus pintu yang tertutup rapat dan bertanya: "Apa yang sedang kau lakukan di dalam situ?", padahal sepasang mata itu sudah mengetahui jawabannya. "Sepasang mata kedua sebaiknya diletakkan di belakang kepalanya, sehingga ia bisa melihat ke belakang tanpa menoleh. Artinya, ia dapat melihat apa yang sebenarnya tak boleh ia lihat dan sepasang mata ketiga untuk menatap lembut seorang anak yang mengakui kekeliruannya. Mata itu harus bisa bicara! Mata itu harus berkata: "Saya mengerti dan saya sayang padamu". Meskipun tidak diucapkan sepatah kata pun.

"Tuhan", kata malaikat itu lagi, "Istirahatlah" "Saya tidak bisa, Saya sudah hampir selesai" Ia harus bisa menyembuhkan diri sendiri kalau ia sakit. Ia harus bisa memberi makan 6 orang dengan satu setengah ons daging. Ia juga harus menyuruh anak umur 9 tahun mandi pada saat anak itu tidak ingin mandi. Akhirnya Malaikat membalik-balikkan contoh Ibu dengan perlahan.

"Terlalu lunak", katanya memberi komentar. "Tapi kuat", kata Tuhan bersemangat. "Tak akan kau bayangkan betapa banyaknya yang bisa ia tanggung, pikul dan derita. "Apakah ia dapat berpikir?" tanya malaikat lagi. "Ia bukan saja dapat berpikir, tapi ia juga dapat memberi gagasan, ide dan berkompromi", kata Sang Pencipta. Akhirnya Malaikat menyentuh sesuatu dipipi. "Eh, ada kebocoran disini" "Itu bukan kebocoran", kata Tuhan. "Itu adalah air mata. Air mata kesenangan, air mata kesedihan, air mata kekecewaan, air mata kesakitan, air mata kesepian, air mata kebanggaan, airmata, airmata...."

Sudahkah Anda mengucap syukur karena Anda mempunyai ibu yang luar biasa?
 
taken from Kidstalent Preschool Kindergarten.

Jangan Menyerah

JANGAN  MENYERAH


Jangan Menyerah, lagu inilah yang saat ini agaknya menjadi lagu wajib murid - murid SLB A Dria Adi Semarang. 
Lihat saja penampilan Group Band sekolah ini , selalu menyanyikan lagu Jangan Menyerah dalam setiap kesempatan.
Group Band yang diberi label DAB (Dria Adi Band) ini pun menyanyikan lagu Jangan Menyerah saat tampil dihalaman Parkir Pasar Raya Sri Ratu , Semarang.

Jangan Menyerah,,,,
satu kalimat yang penuh makna...
Jika mereka saja anak - anak dengan kebutuhan khusus (tuna netra) bisa menyerukan dan mengajak orang lain untuk memahami kata jangan menyerah, mengapa kita yang dibekali dengan kesempurnaan raga selalu mengeluh dengan keadaan diri kita, kurang mensyukuri apa yang kita miliki, selalu merasa diri paling menderita di dunia ini.
Seharusnya kita dapat belajar dari anak - anak ini, mereka terlahir di dunia ini dengan keistimewaan. Tuhan mempercayakan mereka untuk melihat dunia ini tidak dengan kedua bola mata, Tuhan lebih mempercayai mereka untuk melihat dunia yang fana ini dengan mata hati mereka. Meskipun demikian mereka tidak pernah mengeluh dan bertanya kepada Tuhan, mengapa mereka dilahirkan seperti ini. yang ada dalam benak mereka adalah keceriaan dan pandangan mereka tentang kebaikan yang telah Tuhan berikan.
Coba bandingkan dengan diri kita yang hanya selalu penuh dengan keresahan, tidak pernah mensyukuri setiap nikmat yang diberikan oleh Tuhan, bukankah dapat bernafas hari ini adalah sebuah nikmat yang tak terkira, bukankah dapat melihat hijaunya daun yang melambai adalah sebuah keindahan yang tak terukur, bukankah dapat menikmati kicauan burung dan hembusan angin adalah karunia yan teramat besar.
Harusnya kita dapat belajar dari anak - anak ini, mereka selalu ceria dan mensyukuri setiap nikmat Tuhan yang diberikan untuknya, bahkan mereka dapat mengajak kita untuk selalu tidak menyerah.
Mari kita syukuri apa yang ada dan jangan biarkan diri kita untuk mudah menyerah dalam sebuah keadaan.
Jangan Menyerah... Jangan Menyerah... Jangan Menyerah...!!!!!
Tuhan tahu apa yang terbaik untuk kita.